Assessing Writing/Penilaian dalam
Menulis
Beberapa
abad lalu, menulis adalah sebuah kepandaian khusus dalam dunia pendidikan dan
keagamaan. Transaksi bisnis, catatan-catatan, surat resmi, kontrak politik dan
militer, semua ada dalam bentuk tertulis. Namun, saat ini menulis tidak lagi
menjadi kepandaian khusus bagi golongan tertentu, kepandaian ini sudah menjadi
syarat dalam suksesnya seseorang dalam bekerja. Kita menyadari bahwa keunikan menulis
ada karena aspek-aspeknya sendiri dan kita memahami bagaimana sulitnya belajar
menulis dengan benar baik dalam bahasa ibu maupun bahasa lain.
Oleh karena
itu, memberikan penilaian terhadap kemampuan menulis siswa bukanlah tugas yang mudah
dan kita harus membuat tujuan dan kriteria yang jelas. Apa yang ingin kita
nilai, kemampuan menulis siswa, pengejaan yang benar, struktur kata atau
kalimat yang benar, susunan dalam paragraf, pengembangan topik, dan sebagainya.
Semua ini harus jelas dan akan diuji menggunakan beberapa bentuk tugas yang
akan dibahas dalam chapter ini.
Jenis-jenis tulisan
Tulisan bisa dikategorikan menjadi beberapa jenis:
1. Tulisan akademik, diantaranya; makalah dan
laporan umum, essai, karangan, jurnal akademik, jawaban-jawaban pendek dari
tes, laporan yang bersifat teknis, tesis, dan disertasi.
2. Tulisan yang berkaitan dengan pekerjaan,
diantaranya; pesan hp, surat atau email, catatan-catatan kecil, laporan-laporan
(seperti evaluasi kerja, laporan proyek) jadwal kegiatan, iklan, pengumuman,
dan buku pedoman.
3. Tulisan pribadi, diantaranya; surat, email,
kartu ucapan, undangan, pesan, catatan kecil, daftar belanja, dokumen keuangan
(seperti cek, surat peminjaman, surat pajak) surat-surat,
pertanyaan-pertanyaan, laporan kesehatan, surat perpindahan, catatan harian,
dan tulisan fiksi.
Bentuk-bentuk menulis
1. Imitatif. Siswa mendapatkan pengetahuan dasar
dalam menulis,tugas dasar dalam menulis huruf, kata, tanda baca, dan kalimat
singkat. Siswa merasakan kecocokan
antara bunyi bahasa dengan tanda yang tertulis dalam sistem bahasa inggris. Hasil
tulisan menjadi hal pertama yang dinilai, dan makna dan konteks menjadi
penilaian kedua.
2. Intensif (terkontrol). Dalam sebuah konteks
kalimat, siswa membuat kosa kata, pribahasa, dan fitur-fitur grammar yang
sesuai di dalamnya. Makna dan konteks menjadi penentu yang sangat penting dalam
penilaian, namun beberapa orang masih focus pada penilaian bentuk tulisan yang
terkontrol karena tes desain.
3. Responsif. Siswa dimintak untuk menghubungkan
sebuah kalimat dengan sebuah paragraph dan membuat urutan kejadian dari dua
atau tiga paragraph. Teks yang dipakai biasanya berbentuk laporan, cerita,
ringkasan, deskripsi, dan penjelasan dari sebuah grafik atau diagram. Siswa
telah memahami tata bahasa dengan baik dan lebih berfokus pada ketepatan bahasa
sesuai dengan kebiasaannya. Penilaiannya lebih fokus pada pada makna dan
konteks dari tulisan.
4. Ekstensif. Siswa telah memahami unsur-unsur
tulisan dengan baik, dan mereka lebih fokus pada tujuan tulisan dan
mengembangkan ide-ide menjadi penjelasan yang masuk akal.
Kemampuan mikro dan makro dalam
menulis
Kemampuan mikro:
a. Membuat tanda/simbol dan bentuk ejaan dalam
bahasa Inggris
b. Menulis dengan kecepatan yang sesuai dengan
tujuan menulis
c. Membuat kepala kata dan memakai urutan kata yang
benar.
d. Menggunakan sistem grammar yang benar
e. Menyampaikan makna-makna tertentu dengan
menggunakan kalimat yang berbeda-beda.
f.
Menggunakan
kata-kata yang membuat tulisan saling berhubungan
Kemampuan makro:
g. Mengggunakan kata-kata retorikal dan sesuai
kebiasan dalam tulisan
h. Mencapai fungsi komunikasi dalam bahasa
tertulisberdasarkan bentuk (hasil) tulisan dan tujuan penulisan
i.
Menghubungkan
antara peristiwa dengan komunikasi seperti hubungan antara topik, pendukung
topik, informasi baru, dan sebagaianya.
j.
Membedakan
antara makna tersurat dengan makna tersirat ketika menulis
k. Menunjukkan rujukan budaya yang benar danlam
konteks bahasa tertulis
l.
Mengembangkan
dan menggunakan energi dalam strategi menulis seperti menilai pemahaman pembaca,
melakukan kegiatan sebelum menulis, menulis dengan baik pada rangka tulisan
pertama, dan sebagainya.
Merancang penilaian: Menulis
dengan Meniru/ Menciplak
Banyak
pelajar pemula butuh sebuah pelatihan dalam meniru huruf, kata, dan kalimat.
Bentuk-bentuk penilaian yang bisa dilakukan dalam tahap ini adalah
1.
Menulis (dengan tangan) dalam membuat huruf,
kata, dan tanda baca.
Ketika laptop dan computer telah
banyak dimiliki di setiap ruma, banyak orang mengatakan bahwa kebaikan dari
menulis menggunakan tangan menjadi hilang. Dengan menggunakan tangan, seorang
siswa bisa merasakan secara alami bentuk huruf yang ia buat dengan menggerakkan
urat tangannya.
Bentuk tugas yang bisa
diberikan yaitunya
a.
Copying/Menciplak
Ini adalah cara lama
yang mana siswa di minta untuk menciplak beberapa huruf atau kata yang
diberikan.
b.
Listening
cloze selection task
Tugas ini bisa diberikan
dengan mendiktekan beberapa kalimat pada siswa, dan siswa mengisi beberapa
kalimat yang kosong sesuai dengan apa yang mereka dengar. Kata-kata yang akan
diisikan bisa dipilih dalam daftar kata di bawah kalimat.
c.
Picture-cued
task
Siswa diminta untuk
menulis kata sesuai yang ditampilkan dalam gambar. Objek yang ditampilkan harus
jelas dan nyata seperti kursi, meja, kucing, dsb.
d.
Form
completion task
Berbagai bentuk gambar
yang mudah seperti kertas registrasi digunakan dengan menyuruh siswa mengisi
beberapa data yang dibutuhkan seperti nama, alamat, nomor hp, dsb.
e.
Converting
numbers and abbreviations to words/Mengubah angka dan singkatan menjadi bentuk
kata
Siswa diberikan sebuah
kertas yang mana berisikan angka-angka seperti waktu, jam, tanggal, jadwal,
dsb. lalu, siswa diminta mengubah angka-angka tersebut menjadi sebuah kata atau
frasa. Namun, test ini tidak bisa begitu terpercaya. Mengubah singkatan menjadi
bentuk kata yang sempurna diyakini lebih asli dan terpercaya.
2. Spelling
Tasks and Detecting Phoneme-Grapheme Correspondence.
a. Spelling/Mengeja
Biasanya, guru membacakan beberapa kata yang
mudah lalu diikuti oleh sebuah kalimat, dan diulangi lagi dengan memberi waktu
jeda agar siswa bisa mencatat kata yang disebutkan. Penilaiannya harus
benar-benar betul sesuai dengan kata apa yang disebutkan guru.
b. Picture-cued task
Beberapa gambar diberikan yang mana berfokus
pada kata-kata umum yang ejaannya tidak terduga. Kata yang difokuskan harus
sesuai dengan tujuan penilaian.
c. Multiple-choice techniques
Pada bagian ini, kata atau frasa diberikan dalam
bentuk pilihan ganda yang beresiko bahwa tugas ini seperti tugas pada reading.
Namun, ketika siswa lain telah mengikuti alur menulis, mereka akan merasa
tertantang dengan soal-soal ini.
d. Matching phonetic symbols
Ketika siswa telah mengerti dan memahami huruf
alphabet, mereka bisa diminta untuk mencocokkan antara symbol fonetik dengan
huruf aslinya.
Designing assessment task:
Intensive (controlled) writing
Penilaian
ini juga dinamakan menulis/tulisan yang terkontrol, dan ada juga yang
mengakatkan sebagai menulis yang berfokus pada bentuk tulisan. Pada tahap ini,
siswa menunjukkan kemampuannya dalam menulis dengan mengerjakan tugas-tugas
yang lebih mengarah pada bentuk seperti tata bahasa, kosa kata, dsb., tidak
pada tugas yang menyampaikan makna dari tulisan itu sendiri. Tugas-tugasnya
yaitu:
1.
Dictation and dicto-comp
Pendiktean juga disebut sebagai
gabungan dari tugas mendengar dan menulis, namun secara jelas telah nampak
bahwa kemampuan yang diuji adalah mendengar. Tugas ini bisa menjadi tugas
menciplak karena siswa hanya memindahkan apa yang ia dengar ke dalam bentuk
tulisan. Dengan membacakan satu atau lebih paragraf, tugas ini dinamakan
sebagai penulisan yang intensif.
Tugas ini tidak lepas dari
konsep dicto-camp dimana siswa akan dibacakan satu paragraf sebanyak dua atau
tiga kali dengan kecepatan yang normal, lalu gurumenyuruh siswa untuk
menuliskan kembali berdasarkan apa yang mereka ingat. Guru juga bisa membagikan
beberapa kata petunjuk agar memudahkan siswa dalam proses penulisan kembali.
Siswa harus menghayati isi dari paragraf tersebut, mengambil kata kuncinya lalu
mencipatakan suatu cerita dengan kata-kata mereka sendiri.
2.
Grammatical transformation tasks
Pada tugas ini, siswa disuruh untuk melakukan
perubahan dalam tata bahasa untuk
melihat kemampuan tata bahasa siswa. Beberapa kegiatannya yaitu:
-
mengubah
bentuk kata kerja dalam sebuah kalimat
-
menjadikan
kalimat yang panjang menjadi lebih pendek
-
mengubah
pernyataan menjadi pertanyaan ya/tidak atau wh-
-
mengubah
pertanyaan menjadi pernyataan
-
menggabungkan
dua kalimat menjadi satu dengan menggunakan kata pengganti
-
mengubah
kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung
-
mengubah
kalimat aktif menjadi kalimat pasif
3.
picture-cued task
Manfaat dari tugas ini adalah adanya pemisah
hubungan antara membaca dan menulis dan menawarkan menulis untuk merangsang
respon menulis. Tugasnya diantaranya:
a.
Short
sentences/kalimat pendek: siswa membuat kalimat pendek untuk menggambarkan
kegiatan yang sedang dilakukan pada gambar
b.
Picture
description/penjelasan gambar: siswa menjelaskan gambar dengan menggunakan
empat buah kata depan seperti di atas, dibawah, dalam, dsb.
c.
Picture
sequence description/Penjelasan rangkaian gambar: rangkaian gambar yang terdiri
dari 3 sampai 6 gambar yang melukiskan sebuah jalan cerita bisa menjadi
perangsang yang bagus dalam menulis. Gambar harus jelas dan bisa memiliki
petunjuk waktu yang akan mempermudah siswa dalam menulis. Walaupun tugas ini dibuat
dengan terkontrol, guru masih perlu membuat level nilai dari jawaban yang
sempurna benar, jawaban yang sempurna salah, dan di tengah-tengahnya.
4.
Vocabulary
assessment task
Kebanyakan kosa kata dipelajari dengan
membaca, dan teknik penting dalam menilai kosa kata adalah dengan (a)
menjelaskan kata (b) menggunakan kata tersebut dalam kalimat. Teknik yang kedua
lebih bisa dipercaya walaupun pada beberapa situasi guru tidak bisa mengetahui
apakah siswa benar-benar mengetahui arti kata tersebut. Read menyarankan dua
bentuk tugas dalam bagian ini, kemungkinan sanding kata dan didapatkan dari
bentuk kata.
5.
Ordering
tasks
Tugas ini layaknya sebuah teka-teki
dimana siswa disuruh untuk membuat satu kalimat benar berdasarkan beberapa kata
yang diacak. Walaupun tugas ini kurang asli, namun ini bisa menantang siswa
dalam memecahkan masalah menggunakan logika dalam mengatur kata acak tersebut.
6.
Short-answer
and sentence-completion tasks
Walaupun beberapa bentuk tugas dari
jawaban singkat digunakan dalam menguji kemampuan membaca, ini juga bisa
digunakan untuk menguji kemampuan menulis. Hubungan antara membaca dan menulis
memang sulit untuk dipisahkan, oleh karena itu guru harus membuat penilaian
yang jelas pada tugas ini.
Issues in assessing
responsive and extensive writing
Menulis dengan responsif menciptakan
sebuah kemungkinan bagi siswa untuk menjawab pertanyaan dengan cara yang lebih
kreatif sesuai dengan kerangka penilaian. Terlepas dari tugas yang terkontrol
pada menulis yang intensif, siswa bisa mempraktekkan ilmu kosa katanya atau
tata bahasanya dengan batasan dan kondisi tertentu. Patokan tugas sekarang
mulai menimbang untuk memasukkan tuturan dan budaya retorika dalam menulis
sebuah paragraf. Siswa diwajibkan memenuhi syarat dalam menulis seperti menyampaikan
tujuan penulisan, mengembangkan dan menghubungkan ide-ide, dan memahami
pembaca.
Ada beberapa bentuk teks yang
digunakan dalam tugas ini:
a. Laporan
singkat (sesuai dengan format dan kebiasaan)
b. Tanggapan
pada sebuah bahan bacaan
c. Ringkasan
dari sebuah cerita atau karangan
d. Cerita
atau penjelasan singkat
e. Penafsiran
dari grafik, tabel, dan diagram.
Dalam menulis yang ekstensif, siswa diberikan
kebebasan dalam menentukan tema, topik, panjang tulisan, dsb., namun siswa
harus mencapai standar menulis yang telah ditetapkan. Menulis secara responsif
dan ekstensif adalah mata pelajaran yang telah lama didebatkan karena:
a. Keaslian.
Keaslian adalah sesuatu yang sangat diperhatikan dalam tulisan. Tugas harus
bisa dipastikan bahwa tugas memiliki keabsahan yang jelas. Dalam konteks
akademik, menulis dibatasi dengan kebutuhan pendidikan yang telah menetapkan
standar-standar dalam penulisan. Dengan adanya kebebasan menulis, siswa diminta
untuk membuat konteks menulis yang asli. Guru tidak lagi menjadi seorang pengajar,
namun lebih menjadi seorang pelatih dan tanggapan positif lebih diperlukan.
b. Penilaian.
Penilaian adalah hal tersulit dalam 2 bentuk menulis yang terakhir ini.
Penilaian tidak hanya melihat bagaimana siswa menggabungkan kata menjadi sebuah
kalimat namun juga menilai apa yang dimaksudkan siswa dalam tulisannya. Kualitas
tulisan menjadi sesuatu yang sangat penting dalam proses penilaian. Ada
beberapa pilihan yang tersedia dalam menguji tulisan yang akan mendapatkan
tanggapan yang berbeda pula sesuai jenis penilaian yang digunakan.
c. Waktu.
Dalam menulis, siswa diberikan kebebasan dalam membuat tulisan dan tidak diberi
batasan waktu untuk menyelesaikan tulisannya. Sebelum siswa menyelesaikan
tulisannya, akan ada banyak proses yang ia lakukan untuk memperbaiki tulisannya
menjadi lebih baik.
Karena susahnya menguji kemampuan menulis siswa
dalam kukungan kebiasaan, yang biasanya kebanyakan prosedur penilaiannya selalu
berhubungan dengan waktu, format penilaian waktu spontan atau “timed impromptu”
adalah metode yang telah sah untuk digunakan dalam proses pengujian menulis.
Metode ini masih menimbulkan beberapa pertanyaan yang berhubun gan keaslian,
kemampuan siswa untuk menggunakannya, dsb. Oleh karena itu, Alderson dan
Benerjee mengatakan bahwa ini adalah permasalahan yang tidak terpecahkan dalam
proses penilaian menulis saat ini.
Designing assessment task:
Responsive and extensive writing
Pada bagian ini, disini ada 2 macam tulisan: responsif dan
extensif. Ini adalah lanjutan dari kategori yang sebelumnya. Disini, latihannya
akan lebih luas cakupannya seperti menulis laporan singkat, esai, ringkasan dan
meringkas tulisan dari beberapa halaman.
Paraphrasing
Pada bagian ini, siswa diberikan kesempatan untuk
mengeluarkan tulisan dengan kata kata
mereka sendiri, serta menghindari plagiat dan memberikan siswa beberapa pilihan
dalam menggunakan ekspresi
Guided Questions and Answer
Siswa di
berikan teks, lalu diberikan pertanyaan dan siswa harus menjawab pertanyaan
tersebut. Jawaban dari siswa biasanya hanya secara garis besarnya saja. Seperti
judul, tempat, tokoh dan lainnya
Paragraph Construction Tasks
Dalam penulisan paragraph, ada 3 hal yang harus
diperhatikan
1. Menulis kalimat utama. Tidak ada aturan yang
mengharuskan setiap paragraph itu harus memiliki kalimat utama, tetapi alangkah
bagusnya setiap paragraf harus memiliki ini, karena bisa dikatakan bahwa kalmat
utama itu adalah pemimpin sebuah paragraph
2.
Pengembangan
topic dalam sebuat paragraph. Karena disuatu paragraph kita bisa menghubungkan
pemikiran atau ide didalamnya. Itulah mengapa si penulis harus memperhatikan
ide, urutan cerita, kekompakan disetiap paragraph, serta dampak keseluruhan
dari paragraph itu sendiri
3.
Pengembangan
ide utama dan pendukung antar paragraph. Sebagai penulis, kita biasa merangkai
dua atau lebih paragraph secara bersamaan. Serta penulis memberikan topic utama
dan ide pendukung yang jelas
Strategy options
1.
Affending
to task
Menulis responsive pada bagian ini, guru
memberikan tugas kepada siswa serta guru harus memberikan arahan yang jelas dan
si penulis harus memenuhin kriteria penilaian. Biasanya ada empat macam teks
yang diberikan: compare/contra, problem/solution, pros/cons dan cause/effect.
Berdasarkan teks yang dipilih, guru harus menilai sesuai dengan kriteria teks
yang dipilih, guru harus meniai sesuai dengan kriteria teks itu masing-masing
2.
Attending
to genre
Sebagaimana dijelaskan di atas, ada empat macam
jenis teks yang bisa dipilih. Salah satu cara/strategi yang digunakan adalah
memenfaatkan atau mendesak kesempatan kepada siswa untuk memperluas pemikiran
mereka. Jenis tugas yang diberikan bisa berbentuk laporan, ringkasan,
laporan/tanggapan bacaan, narasi, deskripsi, persuasi, penjelasan dari data
statistik, grafik, atau data tabulasi, dan karya tulis pustaka.
Standardized test of responsive writing
Latihan/ujian yang telah memiliki standar tersendiri
antara lain TOEFL, MELAB IELTS dan lainnya. Biasanya test tersebut memiliki
batas waktu untuk menjawabnya dan dinilai menggunakan skala yang telah
ditentukan.
Scoring methods for responsive and extensive writing
1. Holistic
scoring
Pada
penilaian ini, hal pertama yang dinilai adalah kualitas dari sebuah tulisan,
lalu pengorganisasian kalimat serta tata bahasa, pemilihan kata dan lainnya
2. Primary
trait scoring
Pada
metode ini, hal yang diperhatikan adalah ringkasan, laporan penelitian,
gambaran yang menggunakan grafik serta respon sipenulis tehadap isi tersebut
3. Analytic
Terdapat
5 hal penting yang harus menjadi patokan dalam penilaian ini
a.
Isi 30
b.
Pengorganisasian 20
c.
Pemilihan
kata 20
d.
Sintak 25
e.
Mekanik 5
Beyond scoring : responding to extensive writing
1. Assessing
initial stages of the process of composing
Pada
tahap ini, peran seorang guru adalah sebagai penunjuk dan seorang yang
memfasilitasi siswa dalam menulis. Hal yang terpenting adalah penggunaan tata
bahasa secara keseluruhan dan maksut yang jelas dari sebuat tulisan itu
sendiri.
2. Assessing
later stages of the process of composing
Disini,
yang dijadikan titik tumpuan adalah hasil akhir. Jadi, pada draf pertama, kedua
dan seterusnya siswa memperlihatkan hasil tulisannya kepada guru dan siswa
harus memperbaiki setiap kesalahan yang ditemukan oleh guru kedalam draf nya.
Pada akhirnya, hasil yang diperoleh akan lebih bagus dan yang terpenting adalah
proses yang telah dilalui